Site icon rosmeilansiagian

Sepenggal Catatan tentang APTIF ke-8, 17-18 Juni 2016, di Xi’an, China

Dengan semakin meningkatnya komunikasi bilateral dan multilateral serta semakin dalamnya integrasi regional, Asia Pasifik telah menjadi kawasan paling dinamis dalam hal meningkatnya signifikansi strategis dalam pembangunan global. Di sisi lain, kawasan ini menampilkan keragaman budaya dan bahasa yang sangat luas. Oleh karena itu, penerjemahan dan jasa bahasa lainnya memiliki signifikansi khusus untuk komunikasi dan kerja sama kawasan.

Asia-Pacific Translation and Interpreting Forum (APTIF) ke-8 di Xi’an, China, pada 17-18 Juni 2016, menjawab tantangan tersebut. Dengan International Federation of Translators (FIT) dan Translators Association of China (TAC) sebagai tuan rumah dan Xi’an International Studies University (XISU) sebagai penyelenggara, forum ini menjadi tempat berkumpul lebih dari 400 peserta dari lebih dari 30 negara di kawasan Asia Pasifik dan negara-negara lain di luar kawasan Asia Pasifik.

Tema APTIF ke-8 adalah “Behind the Scenes: Translation and Interpreting in Tomorrow’s Asia-Pacific Region”. Sesi-sesi dalam forum ini berfokus pada peluang dan tantangan dalam pendidikan penerjemahan dan penjurubahasaan, kemajuan teknologi, standardisasi dan inovasi dalam teori dan praktik dalam era baru ini yang ditandai dengan semakin dalamnya komunikasi regional dan teknologi Internet. Berbagai gagasan tentang meningkatkan komunikasi komunitas penerjemah dan juru bahasa di kawasan ini untuk memfasilitasi kerja sama dan pembangunan budaya dan ekonomi regional menjadi inti diskusi.

Akademisi dan pakar dari lebih dari 20 negara dan kawasan di seluruh dunia mengirimkan 492 abstrak, dan sekitar 150 di antaranya dipilih untuk dipresentasikan dan sisanya ditampilkan dalam poster oleh Panitia Program.

Forum ini bertujuan untuk menyoroti peran para profesional bahasa dalam pembangunan regional dan mendorong evolusi penerjemahan dan penjurubahasaan di Asia Pasifik. Lebih dari 450 peserta dari lebih dari 200 universitas, perusahaan, instansi pemerintah, dan berbagai lembaga di seluruh dunia berkumpul untuk mengamati masa kini dan masa depan penerjemahan dan penjurubahasaan. Para peserta membahas peran yang telah dimainkan penerjemahan dan penjurubahasaan dalam pertumbuhan regional saat ini dari beragam perspektif, bertukar pengalaman dalam teknologi penerjemahan, aturan praktik industri penerjemahan dan penjurubahasaan, komunikasi antarbudaya, dan pendidikan penerjemah dan juru bahasa. Khususnya, dalam menghadapi perubahan saat ini, para peserta membahas tren studi dan industri penerjemahan dan penjurubahasaan serta mempertimbangkan peluang dan tantangan bagi penerjemahan dan penjurubahasaan.

Teknologi Baru dan Masa Depan Industri Penerjemahan

Menurut publikasi Language Service Market: 2015 (DePalma, Pielmeier, Stewart, & Henderson, 2015) yang diterbitkan oleh Common Sense Advisory, jasa bahasa menguasai 92,2% dari bisnis penyedia jasa bahasa (LSP) (penerjemahan dan penjurubahasaan memiliki persentase terbesar dalam jasa bahasa, diikuti pelokalan dan rekayasa, media, desktop publishing, manajemen proyek, dll). Persentase jasa nonbahasa, seperti konsultasi dan pelatihan umum, sebesar 5% dan persentase teknologi bahasa 2,8%.

Teknologi baru telah berkembang pesat dan dramatis, dan hal ini telah membawa perubahan besar pada industri penerjemahan. IBM mengumumkan rencananya tentang cloud computing pada 2007 (Chen Kang & Zheng Weimin, 2009), sedangkan Nature menerbitkan publikasi khusus tentang data besar pada 2008 (Meng Xiaofeng & Ci Yiang, 2013). Dalam jasa bahasa, SDL dan Yup China meluncurkan pusat pengalaman cloud computing dan platform jasa multibahasa berbasis cloud computing pada 2011. Language Big Data League yang dikepalai National Committee for MTI Education China pada April 2016 adalah contoh pengembangan bidang ini di masa datang. Penerapan cloud computing dan data besar dalam industri jasa bahasa serta penerjemahan berbantuan komputer (CAT) dan penerjemahan mesin di era data besar telah menjadi fokus utama dalam lingkaran industri dan akademik.

Standardisasi Jasa Bahasa

Penerjemahan berkualitas buruk akan menimbulkan berbagai dampak negatif pada citra industri penerjemahan. Untuk memperbaiki situasi ini, para peneliti membuat sistem manajemen dan evaluasi ilmiah, standar, dan efektif untuk mengembangkan standardisasi jasa bahasa dan mendorong pengembangan industri penerjemahan yang kuat dan teratur.

Uni Eropa, yang membutuhkan penerjemahan dan penjurubahasaan dalam kuantitas besar, memberikan perspektif tentang pembentukan standar regional dan bahkan internasional. Liese Katschinka memperkenalkan European Legal Interpreters and Translators Association dan berbagai upaya yang dilakukan untuk menetapkan standar internasional dalam penjurubahasaan hukum, memberikan gagasan untuk membahas standar dalam bidang spesialisasi yang melampaui standar umum kualitas penerjemahan.

Teori dan Praktik dalam Penerjemahan dan Komunikasi Antarbudaya

Pelokalan, komunikasi teknis, dan manajemen proyek adalah penanda baru industrialisasi penerjemahan dalam beberapa tahun terakhir, dan telah menjadi topik populer dalam kajian penerjemahan terapan. Pertukaran budaya menjadi landasan utama “hubungan antarmanusia”.

Inovasi dalam Pendidikan Penerjemahan dan Penjurubahasaan di Era Informasi

Dengan semakin matangnya industri jasa bahasa dan tumbuhnya pasar, para pengajar penerjemah dan juru bahasa harus mengkaji ulang tujuan mereka, memahami dengan jelas peran literasi teknologi sebagai komponen kualitas para profesional secara keseluruhan, mendefinisikan kembali isi kurikulum serta menerapkan pembaruan dalam model dan metode pengajaran dengan dukungan teknologi baru sebagai alat dan motif.

Beberapa ide yang dapat dikembangkan oleh universitas yang memiliki fakultas budaya dan mengajarkan penerjemahan dan penjurubahasaan adalah sebagai berikut:

Penerapan teknologi sumber terbuka (open-source) sebagai platform manajemen pengajaran sumber terbuka, alat CAT, sistem pencarian pangkalan data, dan platform manajemen pengetahuan. Teknologi sumber terbuka akan menjadi sektor khusus dalam teknologi penerjemahan.

Diskusi daring (online) perlu didorong dalam komunikasi antara pengajar dan mahasiswa.

Model kolaboratif bahasa untuk tujuan khusus (LSP) perlu didorong untuk pelatihan penerjemah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan tata bahasa dan kolokasi bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya), mendorong pembelajaran peristilahan LSP dan struktur kalimat, dan meningkatkan kepuasan akan pengajaran penerjemahan melalui penggunaan alat CAT berbasis web.

Dalam pengembangan kurikulum, disarankan agar pengajaran penjurubahasaan menggunakan studi kasus. Analisis perlu dilakukan dalam hal tantangan yang dihadapi pengajar, murid, dan pembuat kurikulum.

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman lingkaran akademik akan penerjemahan sastra, diperlukan kelas penerjemahan yang memperkenalkan konsep dan metode penerjemahan sastra untuk mahasiswa.

Masa depan dunia sangat tergantung pada masa depan Asia Pasifik, sedangkan pertumbuhan di Asia Pasifik sangat terkait dengan perkembangan teknologi modern. Industri jasa bahasa dalam konteks ini telah mengalami perubahan setiap hari dan membawa tugas-tugas baru untuk pengajaran dan pelatihan penerjemahan dan penjurubahasaan.

Exit mobile version